Senin, 23 Desember 2024

PINTU MASUK KE ALAM SUKHAVATI SEMAKIN TERBUKA LEBAR

 (BSPK diangkat sebagai Bodhisattva Utama di Alam Sukhavati)


Judul asli:
LENCANA EMAS BUDDHA AMITABHA
(Rabu, 11 Desember 2019), 16 bulan 11 lunar


Sore ini aku diundang seorang umat untuk makan bersama di salah satu restoran di daerah MaBes.

Saat hendak pergi, terjadi perubahan cuaca yang sangat drastis, dari terang benderang dan panas, mendadak angin kencang bertiup, awan gelap muncul memenuhi angkasa dan turun hujan.

Aku segera naik ke mobil dan berkonsentrasi di dalam meditasi, karena cepatnya perubahan alam itu diiringi dengan cepatnya pula perubahan aura tubuh yang kurasakan.

Dengan cepat aku memasuki samadhi, cakra mahkota terbuka dan dharmakaya (BSPK Bodhisattva Sukhavati Prajna Kuning) melesat ke angkasa menuju Surga Barat Buddha AmitabhaSukhavatiloka.

Aku melewati Pelataran dan turun di Tempat Pembabaran Dharma Buddha Amitabha.

Di situ telah banyak penghuni Sukhavatiloka berkumpul, wujud mereka sangat berkarisma, bercahaya dan berpakaian indah, ada juga para Bodhisattva dan para Dewa, mereka semua memenuhi Tempat Pembabaran Dharma, sangat ramai sekali, Buddha Amitabha duduk dengan agung di atas singgasana teratai di pusat, dengan didampingi para Bodhisattva Utama.

Aku berjalan menuju Junjungan Tertinggi dan memberi hormat, beliau mengarahkan wajahnya dan mengangkat tangan kanannya ke hadapanku memberkati sambil berkata ;

Bodhisattva Sukhavati Prajna Kuning, selamat datang...cepat sekali kau merespon panggilanKu ".

" Terimalah hormatku Buddha, aku segera menuju ke sini ketika melihat perubahan alam, adakah yang hendak Buddha sampaikan ? "

Buddha Amitabha tidak langsung menjawabku, beliau mengalihkan pandanganNya ke semua yang hadir sambil berseru ;
" Semua PengikutKu, seluruh penghuni alamKu, para Dewa dan para BodhisattvaKu, dengarkanlah ! Bodhisattva Sukhavati Prajna Kuning telah berhasil melewati ujian pelatihan dirinya dan telah berhasil menemukan metode pembangkitan kundalini, marilah kita memberi apresiasi kepadanya ".

Seluruh yang hadir di Tempat Pembabaran Dharma bertepuk tangan dan bersorak sorai, mengapresiasikan pencapaianku dengan penuh kegembiraan.

BSPK pada awalnya hanya seorang Dewi dalam wujud Burung Hong di Nirvana dan merupakan Binatang Langit kesayangan Kaisar Langit, Aku membawanya ke sini untuk bertugas menjaga keindahan dan memberinya nama Dewi Sukhavati Kuning.

Demi menjalankan misi dariKu dan peningkatan spiritual, dia rela turun ke dunia manusia untuk menjalankan tugas, melatih diri dan berhasil dalam setiap pembinaan dirinya.

Dia telah mampu menciptakan Tanah Sucinya di dalam Sukhavatiloka ini.

Kalian semua perlu belajar dari keberhasilannya dan mencontoh keteguhannya dalam menyelesaikan setiap ujian pelatihan diri "

" Ya. Kami akan berusaha melatih diri dengan baik, mengikuti perkataan Buddha ", semua berseru dengan penuh semangat, suasana hari ini begitu hidup dan meriah, aku merasa terharu melihat sikap Buddha Amitabha yang begitu antusias mengumumkan keberhasilanku, jika diingat lagi beberapa hari sebelumnya, ketika aku sedang mengalami kebuntuan dan kesakitan dalam menghadapi kundalini, Beliau tampak begitu tegas menyuruhku kembali ke bumi untuk menjalani tahap pelatihan diriku dan tidak berkenan memberitahukan cara mengatasinya ... he he he.

Buddha Amitabha kembali memandangku dan berkata ;
BSPK, kau telah kembali berhasil dalam pelatihan dirimu, dengan berhasilnya dirimu menyelesaikan tahap ini, Aku hendak memberikan penghargaan untukmu "

Beliau mengulurkan sesuatu kepadaku, aku bersujud dan mengangkat kedua tanganku di atas kepala dan menerima pemberian Beliau, ketika melihat apa yang diberikan di telapak tanganku, tampak sebuah benda berwarna kuning emas, berbentuk oval, di tengahnya terdapat gambar Buddha Amitabha dengan posisi berdiri, tangan kiri menopang sekuntum teratai, tangan kanan lurus kebawah dengan telapak menghadap depan, benda itu tampak bersinar berkilauan.

" Aku memberikan LENCANA EMAS untukmu, sebagai tanda bahwa saat ini, kau telah resmi menjadi salah satu BODHISATVA UTAMA Ku, yang akan selalu berada di sampingKu, dari sekarang sampai selamanya. "

" Terima kasih Buddha, atas pemberian yang sangat berharga ini "
Biasanya, jika mendapat hadiah ataupun penghargaan dari para mahkluk suci, aku akan memasukkannya ke dalam hati, tapi baru saja hendak memasukkan penghargaan ini, Buddha Amitabha berkata lagi ;

BSPK, masukkanlah ke atas kepalamu, di depan topi jirahmu terdapat wujudku, masukkanlah ke sana ".

Aku mengangkat tanganku yang terdapat LENCANA EMAS ke depan Topi Jirah Chakravartin, menempelkannya di gambar Buddha Amitabha, saat menurunkan tangan, Lencana Emas itu hilang dari tanganku, dan wujud Buddha Amitabha di Topi Jirah Chakravartin yang aku kenakan, memancarkan sinar berkilauan.

BSPK, mulai hari ini, Aku akan selalu berada di atas kepalamu, selesaikanlah tugas dan misimu di dunia dengan baik ".

" Baik Buddha " aku beranjali berterima kasih.

" Temuilah Gurumu ... "
Buddha Amitabha mempersilahkan aku untuk bertemu Guru Sejati, aku segera menghampiri Guru yang memang berada tidak jauh dari beliau.

Setelah mendapat izin dari Buddha AmitabhaGuru Sejati segera bangkit dari duduknya, kami bergandengan tangan menjauhi Singgasana Buddha Amitabha, duduk di hamparan lantai Tempat Pembabaran Dharma.

Desi, aku turut berbahagia atas keberhasilanmu ".

" Terima kasih Guru, ini berkat dorongan semangat dariMu ".

Sejenak kami duduk berdampingan, berpegangan tangan dan menyandarkan diriku dipelukkan Guru Sejatiku ini, di dalam lubuk hatiku paling dalam, aku berterima kasih atas bimbingan dan penyertaannya selama ini, memohon maaf jika selama didampingi, aku pernah bandel, bermalas-malasan dan bersikap kurang patut secara pikiran, ucapan dan perbuatan. Aku tahu, walau tidak kuucapkan, Beliau bisa membaca dan mendengar perkataan hatiku.

" Besok adalah hari peringatan ulang tahun Buddha Amitabha, apakah kau mengetahuinya ? "
" Iya Guru, tapi waktu ke sini saya belum sempat membawa sesuatu untuk dipersembahkan kepada Beliau ".

" Bagaimana kalau kita mempersembahkan tarian untukNya ? ".

" Baik. Saya setuju Guru ".
Lalu kami bangkit berdiri dan menuju Singgasana TerataiGuru Sejati berkata kepada Buddha Amitabha ;

Buddha Amitabha, besok adalah hari peringatan ulang tahunMu, izinkan kami mempersembahkan tari sebagai hadiah dan ucapan syukur kami ".

Buddha Amitabha tersenyum, lalu berkata ;
" Menarilah ... ! "

Kemudian disaat kami hendak menari di hadapan Junjungan Tertinggi, suara musik surgawi berbunyi, sungguh menakjubkan, tidak tampak alat musik ataupun pemain musik sama sekali, tapi muncul suara musik begitu saja entah dari mana.

Aku bergandengan tangan dengan Guru Sejati, kami memberi hormat terlebih dulu kepada Buddha Amitabha, lalu kami mulai menari bersama dengan indahnya, teringat kembali masa yang lampau, ini bukan pertama kalinya aku menari bersama Guru Sejati, dulu sering menari bersamanya dan juga menari bersama para Dewi Sukhavati di Alam Sukhavati ini, sungguh membahagiakan, setelah selesai mempersembahkan tarian, aku harus kembali ke dunia untuk menyelesaikan tugas dan misi, menyelesaikan pembinaan diriku, juga menyelesaikan sisa hidupku dengan bahagia.

Selamat Ulang Tahun Buddha Amitabha.
BerkatMu Tak Berkesudahan.
Semoga semua mahkluk hidup mendapatkan pancaran cahaya kebahagiaan tanpa batas.

Amithofo,
Namo Samanto Motonam Wajela Tamo, Sie,
Om. Sukhavati Prajna, Hum.

--o0o--

Catatan:
BSPK -- Bodhisattva Sukhavati Prajna Kuning adalah tubuh Dharma (Dharmakaya) dari MG Sukhavati Prajna
Guru Sejati -- Bodhisattva Avalokitesvara Seribu Tangan Seribu Mata (Chien Shou Chien Yan Guan Shi Yin Pusa)

MGSP Menerima BINTANG UTAMA dari Guru Sejati (Bodhisattva Avalokitesvara 1000 Tangan 1000 Mata)



Judul asli: TUGAS AKHIR dari GURU SEJATI
(24 Desember 2108 - 1 Januari 2018)

Setelah upacara Apihoma pemberkatan Cahaya Teratai Kerukunan dan Kebahagiaan Buddha Amitabha selesai, esok harinya aku berangkat ke Taiwan, kami berjumlah 13 orang terdiri dari 3 keluarga. Tujuan awal ke Taiwan adalah untuk melihat beberapa sekolah yang diminati anak-anak, tidak pernah menyangka kalau perjalanan ini sekaligus merampungkan tugas dari Guru Sejati, waktu menerima tugas ini aku belum menyelesaikan tahap akhir Anuttarayoga dan beliau belum mencapai Maha Bodhisattva.
Beberapa waktu sebelumnya, salah satu muridku mengirimkan video dibangunnya rupang Kwan Im Seribu Tangan Seribu Mata, yang terbuat dari tembaga di Vihara Kuan Im, Taipei melalui sosial media, setelah melihat video tersebut, guru sejati hadir dalam meditasi dan menugaskan aku untuk ke tempat itu. Sebenarnya jauh hari sebelumnya aku sudah pernah melihat video tersebut, tapi waktu itu tidak ada intruksi dari guru sejati untuk kesana. Mungkin karena waktu dan karma jodohnya belum tiba.
Awalnya tidak tau lokasinya di mana, mencoba mencari cari informasi melalui teman, sudah dicari di daerah China tidak ada vihara yang sedang membangun rupang itu, ternyata adanya di Taipei, bersyukur karena tugas kali ini sejalan dengan rencanaku ke sana akhir tahun ini.
Kami berangkat tidak menggunakan jasa travel agent, sehingga kemana-mana naik MRT, yaitu kereta api yang menjadi salah satu transportasi umum di negara tersebut, karena itu kami harus kuat berjalan kaki, selama 9 hari di sana, waktu terasa padat dan berusaha tetap bersadhana dan meditasi menyerap energi alam.
Aku menghadap Guru Sejati pada tanggal 29 Desember setelah semua sekolah yang direncanakan sudah dikunjungi, untuk menuju ke vihara itu kami naik MRT menuju stasiun paling ujung di zona merah, stasiun Tamsui. Seorang teman di Jakarta mencoba membantu menghubungi orang vihara, katanya aku harus turun di stasiun Shulin, tapi kereta sepertinya sudah melewati stasiun itu, jadi kami putuskan untuk turun di stasiun selanjutnya, kemudian naik lagi arah balik, sungguh tidak diduga justru stasiun yang kami turun itu ternyata stasiun Shulin.
Dari stasiun Shulin, naik taksi 20 menit ke Yuan Dao Guan In, vihara itu berlokasi di daerah pegunungan, semakin mendekati lokasi hawa semakin dingin tapi sangat indah, dari kejauhan sepanjang perjalanan, aku bisa melihat rupang Guru Sejati dari dalam taksi dan merasakan aura dan energi yang sangat positif, dengan begitu aku tahu bahwa inilah tempat yang Guru Sejati maksudkan.
Karena rombongan yang lain tidak ikut bersamaku ke vihara ini, mereka menunggu di stasiun Tamsui, jadi aku tidak bisa berlama-lama, setelah bisa melihat wujud Guru dari kejauhan, aku segera bersadhana dan meditasi karena sudah merasakan kehadiran beliau.
Dalam meditasi, tubuhku terasa sangat nyaman, tampak cahaya putih muncul dan menerangi mataku, padahal cuaca saat itu sedang dingin sekali, tertutup kabut, hujan rintik dan angin. Tak lama kemudian guru sejati hadir di hadapanku, beliau berkata :
" Desi, kau sudah datang kesini, sungguh tulus. Ini adalah tugas terakhir yang aku berikan padamu selama membimbingmu, saat ini kau telah mandiri dan menjadi guru bagi murid muridmu. Aku hendak memberikan anugerah besar padamu atas pencapaian dan ketulusan hatimu mengikuti setiap ajaranKu, terimalah 'Bintang Utama' ini ".
Guru Sejati melontarkan sebuah benda berbentuk sebuah bintang berwarna dan bercahaya putih, memasuki cakra dahiku.
" Terima kasih Guru atas anugerahMu. Untuk apakah Bintang Utama ini ?"
" Ini adalah tanda bahwa saat ini, kau telah resmi menjadi Murid dan Pendamping UtamaKu dikehidupan sekarang dan akan datang, kita akan bersama-sama menyebarkan ajaran Buddha Amitabha ke segala penjuru alam semesta "

Apakah selama ini guru belum ada pendamping ?".
" Kau adalah pendampingku yang pertama, belum ada yang lainnya sejak dulu hingga sekarang ".
" Saya sangat bersyukur mendapat anugerah besar ini, semoga saya bisa menjalankan tugas mulia dengan baik dan benar ".
" Tempat ini belum selesai dibangun, tapi kau masuklah ke dalam untuk bersembahyang dan menghormat kepada Buddha dan Bodhisattva ".
Setelah Guru berkata demikian, tampak kehadiran Junjungan Tertinggi dan dua pendampingnya, tanpa berkata mereka memberkati dan pergi bersama Guru Sejati.
Aku memasuki gedung utama vihara, bagian dalam lantai 1, terdapat altar Buddha Amitabha dalam wujud dan sebutan Da Zi Zai Wan Fo / Buddha Cahaya yang Meluas, bersama dengan 4 Maha Bodhisattva, Avalokitesvara Bodhisattva, Manjusri Bodhisattva, Samanthabadra Bodhisattva, Ksitigarbha Bodhisattva, sedangkan Mahastamaprapta Bodhisattva sudah dalam penyatuan tubuh Buddha, serta 2 Bodhisattva pelindung yang hebat: Skanda Bodhisattva dan Sangharama Bodhisattva, sepenuhnya memiliki pemberdayaan yang tak terbayangkan untuk bantuan dalam kekayaan, keturunan, nasib baik, karier, atau ketenaran. Di sisi kanan aula, Bodhisattva Yuan-Dao, terdapat altar Patriark ke-2 dari Buddhisme Forshang. Disini juga terdapat piramid energi positif bagi kebijaksanaan, cinta, kesehatan dan kesejahteraan. Ada semacam ramalan kayu, tangan Buddha, beraneka warna dan jenis dupa permohonan.
Di Lantai 2 terdapat Relik Suci yang Luar Biasa, dimana tulang kremasi yang terdapat relix/sarira berwarna ditempatkan di dalam stupa stupa kecil. Ini tempat yang menginspirasi dan membuatku yakin bahwa pelimpahan jasa sangat bermanfaat untuk kebahagiaan semua makhluk hidup. Semua makhluk memiliki sifat Buddha. Baik itu manusia atau hewan, semua makhluk yang dikremasi dapat tetap menjadi peninggalan suci. Semua peninggalan suci yang dipajang di lantai 2 diperoleh karena tulang mereka berwarna putih bersih setelah dikremasi, menunjukkan bahwa makhluk yang sudah meninggal telah terlahir ke alam Sukhavati.
Oleh karena itu, tidak hanya penampakan peninggalan suci menunjukkan tingkat pencapaian seseorang dalam proses kultivasi, dalam arti positif, itu juga memberitahu orang-orang yang hidup untuk menghargai sebab akibat dari memahami kebenaran tertinggi.
Setelah selesai bersembahyang, kami segera meninggalkan vihara itu karena sudah ditunggu rombongan yang lain untuk makan siang. Dengan begitu tugas akhir dari guru sejati telah selesai dengan baik dan sempurna.
Dalam perjalanan pulang dengan MRT, aku merasa perut mulas hendak ke toilet, ternyata tidak hanya panggilan alam tapi juga panggilan Ucussma Vidyaraja, aku beryoga dan menyatu dengannya, ternyata beliau hendak mengucapkan selamat dan memberikan bonus atas keberhasilanku, beliau memberikan Vajrapasa/Tali Vajra yang berguna untuk menjerat/mengikat Mara atau hantu jahat, beliau juga berpesan supaya berkenan membimbing muridnya agar bisa mencapai keberhasilan dalam melatih diri.
Dharmapala yang satu ini walau wujudnya tampak sanggar tapi begitu lembut, terlebih lagi beliau amat menjaga dan memperhatikan keberhasilan muridnya. Mungkin semua guru sejati akan bersikap sama terhadap murid-muridnya, hanya saja mereka tidak menyadari.
Tanggal 31 Desember, tanpa sengaja aku dan Tangcu melewati sebuah klenteng dipinggir jalan dekat hotel kami menginap, karena hari sudah malam dan pintu menuju altar utama telah ditutup, kami hanya beranjali saja di bagian depan, tapi di sisi kiri dan kanan pintu masuk ke altar utama, terdapat rupang Ta Ye Er Ye, mencoba mengintip kebagian dalam tidak jelas terlihat, di sisi kanan tampak rupang Buddha Chi Kung, yang bagian tengah wujudnya berwarna hitam, berjanggut hitam, memegang plakat perintah dan bermahkota. Siapa adinata klenteng ini ?.
Tangcu menyarankan berkonsentrasi di altar depan, jadi aku beranjali dan mencoba menyatu dengan alam semesta dalam posisi berdiri, kurasakan energi positif yang sangat kuat, tidak lama kemudian muncul seorang Dewa Penguasa Neraka yang berwibawa, ternyata adinata klenteng ini adalah Raja Yama. Beliau sempat sedikit berbincang denganku, pembicaraan pribadi, tapi beliau berkenan memberkati beberapa kantung jimat yang aku terima dari tempatNya, cuma dapat 10 buah untuk bisa diberikan kepada mereka yang berjodoh, agar senantiasa mendapat berkah dari Raja Yama.
Perjalanan ini sangat bermakna, terutama saat mendapatkan hadiah istimewa kemunculan Pelangi yang sangat panjang dan indah di atas gunung wisata yang kami kunjungi pada tanggal 30 Desember.
Hari itu kami pergi ke Yan Ming Shan, yaitu sebuah tempat wisata yang banyak dikunjungi, tapi hari itu di sepanjang perjalanan naik ke atas gunung, hujan turun tidak berhenti, gunung tertutup kabut, angin juga kencang dan hawa dingin sekali.
Karena cuaca demikian akhirnya setiba di puncak, kami berniat turun kembali dan pulang dengan kecewa karena tidak bisa melihat pemandangan dan berfoto di sana. Saat perjalanan turun gunung, kami berbelok kekanan, karena menurut penjaga toko kecil dimana kami membeli makanan dan minuman, ada taman bunga yang bagus, jadi kami coba pergi ketaman bunga itu walau harus pakai jas hujan dan hujan-hujanan.
Kami berjalan menuju taman bunga dengan tidak bersemangat, karena hujan semakin deras saja, tapi ditengah perjalanan, Tangcu melihat sebuah pelangi dan menunjukkannya kepada kami semua, alhasil yang tadinya lemas dan kecewa, semua menjadi melonjak kegirangan, kami semua berlarian menuju semakin dekat ke pelangi itu, dalam hati aku berdoa, semoga berkah kebahagiaan ini tidak hanya bermanfaat bagi diri kami saja, tapi bisa dilimpahkan kepada semua makhluk hidup agar ditahun 2019 mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Kami semua berfoto dengan pemandangan alam yang menakjubkan itu, mungkin ini adalah pertama kalinya pelangi muncul di tempat wisata itu dan beruntungnya hanya kami yang berada di situ, menyaksikan dan mengabadikannya, sepertinya alam semesta sedang menghibur dan menyemangati kami dengan memunculkan sebuah pelangi, kembali teringat perkataan Junjungan Tertinggi, " Alam semesta berpihak padamu ", hari ini kembali dibuktikan. Setelah kami selesai berfoto, pelangi itu menghilang.
Guru Sejati ... terima kasih atas anugerah 'Bintang Utama'
Ucussma Vidyaraja ... terima kasih atas bonus 'Tali Vajra'
Raja Yama ... terima kasih atas berkah 'Kantung Jimat'
Alam Semesta ... terima kasih atas hadiah ''Pelangi Istimewa'
Amithofo.
o0o

======

copas dari status MGSP (MahaGuru Sukhavati Prajna):

Sukhavati Prajna menambahkan 5 foto baru — merasa terberkati.
29 Desember 2018 pukul 16.55 ·
"Tugas Akhir" telah selesai dengan baik, lancar dan sempurna,
Bersyukur hari ini mendapat anugerah besar "Bintang Utama",
Resmi menjadi Murid & Pendamping Utama Guru Sejati (Maha Bodhisattva Avalokitesvara Seribu Tangan Seribu Mata/Chien Shou Chien Yen Guan Se In Pusa Mohesa), dalam kehidupan sekarang dan akan datang.
Terima kasih Guru Sejati ...
Terima kasih Tri Suciwan Sukhavati ...
Terima kasih para Guru Pembimbing ...
Terima kasih para Sesepuh Tantra ...
Terima kasih para Guru Silsilah Angkasa dan Manusia.
Om Ami Te Wa, Sie
Om. Mani Padme, Hum